TEMA



Transportasi Massal

Jumlah transportasi massal dan transportasi pribadi banyak kita jumpai pada daerah Semarang, khususnya daerah kampus Universitas Diponegoro Tembalang. Volume transportasi pribadi yang lebih besar daripada transportasi massal merupakan faktor utama yang menimbulkan polusi udara di daerah Tembalang. Selain menimbulkan polusi udara, permasalahan yang terjadi adalah kemacetan di daerah Universitas Diponegoro. Dalam film ini mencoba memberikan solusi terhadap permasalahan tersebut dan mengajak masyarakat di sekitar Undip terutama mahasiswa untuk menggunakan transportasi massal dalam menunjang kegiatan dalam perkuliahan maupun kegiatan sehari-hari. Tugas besar mata kuliah Teknik Komunikasi menyajikan melalui media film, poster, dan website sesuai dengan teknik–teknik komunikasi yang telah disampaikan dalam materi kuliah.

Tugas besar mata kuliah Teknik komunikasi tahun 2012 ini terdapat tiga pilihan tema yang disediakan kepada mahasiswa, yaitu Visit Jateng, City Of Canal, dan Transportasi Massal. Tiga tema yang telah disediakan patokan utama kepada mahasiswa untuk menyusun laporan tugas besar. Tema yang dipilih oleh kelompok 5 ialah Transportasi Massal. Kenapa mengambil tema tersebut? Karena banyak yang ditimbulkan akibat volume pengendara pribadi dibandingkan pengguna transportasi umum angkutan umum khususnya. Dalam tugas ini membahas tentang faktor-faktor yang menimbulkan masalah tentang transportasi muncul dan solusi yang diberikan untuk memecahkan masalah tersebut.



Pengertian

Transportasi adalah pemindahan manusia atau barang dari satu tempat ke tempat lainnya dengan menggunakan sebuah kendaraan yang digerakkan oleh manusia atau mesin. Sehingga untuk pengertian transportasi massal adalah alat pemindah yang dapat dimanfaatkan dan digunakan oleh banyak orang atau disebut sebagai alat transportasi publik. Transportasi itu sendiri dapat dibagi menjadi 3 yaitu transportasi darat, laut, dan udara.

Semarang sebagai salah satu kota besar di Indonesia juga mengalami pertumbuhan kendaraan yang tinggi, hal ini dapat terlihat pada ruas jalan di Semarang yang sering mengalami kemacetan pada jam sibuk. Dengan pertumbuhan kendaraan rata-rata kota besar di Indonesia sekitar 8% per tahun dan pertumbuhan ruas jalan 2-5% per tahun (www.hubdat.web.id) maka semakin lama akan menyebabkan kemacaten yang parah. Di samping itu, Kota Semarang memiliki pertumbuhan kendaraan umum (bus dan mikrolet ) rata-rata sebesar 5,94 %. Sedangkan kendaraan pribadi (mobil dan sepeda motor) sebesar 2,00 % (BPS Kota Semarang). Hal ini disebabkan karena berkembangnya industri kendaraaan bermotor yang sangat pesat dan mudahnya masyarakat untuk mendapatkan kendaraan pribadi dengan sistem perkreditan kendaraan bermotor dengan uang muka yang kecil.

Transportasi di kampus Universitas Diponegoro antara lain dapat ditemui yakni kendaraan pribadi (motor dan mobil) dan angkutan umum yang menjadi kendaraan utama yang dipakai sebagian besar mahasiswa di lingkungan kampus Undip baik yang berada di kampus Tembalang ataupun kampus Pleburan. Tahun 2011 Undip meluncurkan program “Undip Gowes To Campus”  oleh rektor Undip guna mensukseskan Undip kampus Hijau, bersih dan nyaman.

Khusus mengenai masalah angkutan umum di kawasan Tembalang khususnya undip, menurut hasil survey dari tim penulis, diketahui bahwa pada tahun 2012, tepatnya periode Januari – Mei 2012 jumlah angkutan umum yang ada di daerah Tembalang berjumlah 105 unit. Dengan jumlah mahasiswa undip yang menempuh Program S-1 maupun Diploma III berjumlah 45444 jiwa (menurut situs resmi www.undip.ac.id/fakultas). Dengan asumsi bahwa seluruh mahasiswa Undip berada di kawasan Tembalang. Menurut perhitungan dengan menggunakan metode asusmsi dengan pendekatan jika satu angkot mengangkut 10 penumpang dengan sekali jalan dan satu angkotnya ke kampus Undip sebanyak 6x ke kampus Undip.

Metode asumsi perhitungan :
105 x 10 penumpang  = 1050 penumpang / sekali jalan x 6 = 6300 penumpang selama 1 hari


Dengan asumsi bahwa 75% mahasiswa Undip menggunakan kendaraan pribadi baik itu sepeda motor maupun mobil, maka didapat 45444 jiwa x 75% = 34083 mahasiwa. Maka selama satu hari ada 11361 mahasiswa Undip yang pergi dengan tidak menggunakan kendaraan bermotor. Jika 11361 mahasiswa tersebut pergi menggunakan angkot, maka ketersediaan angkot hanya mampu menampung 6300 mahasiswa, maka terdapat 5061 mahasiswa yang tidak mendapatkan jasa angkutan umum di kampus undip. Dengan asumsi bahwa mahasiswa tersebut pergi secara bersamaan dengan mengabaikan jam mata kuliah mahasiswa yang bersangkutan.

Jumlah mahasiswa planologi undip tahun 2012 dengan menggunakan pendekatan asumsi bahwa jumlah angkatan yang aktif berjumlah 5 angkatan, jika satu angkatan berjumlah 150. Maka jumlah mahasiswa Planlogi Undip 2012 yakni 750 orang. Yang aktif kuliah ada 3 angkatan, maka jumlah mahasiswa planologi yang keluar masuk kampus berjumlah 450 orang Kemudiaan jumlah kendaraan yang berada di parkiran yakni 300 motor sekali masuk penuh, dan bisa sampai 500 motor setiap harinya. Maka ada  ±150 mahasiwa yang tidak menggunakan kendaraan pribadi. Maka dapat disimpulkan bahwa ketersediaan angkutan umum memadai untuk mahasiswa planologi.
Maka dapat disimpulkan bahwa mahasiswa planologi Undip kurang peduli untuk memakai jasa angkutan umum, terlepas dari kekurangan dari angkot itu sendiri, oleh karena itu tim penulis melalui laporan ini bisa mengajak mahasiswa planologi yang lain untuk lebih peduli dan menggunakan jasa angkutan umum.

0 komentar:

Posting Komentar